Desember 2014
A Blog about Travelling
Sobat travelling jika anda berkunjung ke Jombang, tidak ada salahnya untuk mengunjungi pernik kerajinan kuningan khas Jombang
Usaha pengecoran kuningan sudah dilakukan secara turun temurun oleh masyarakat di Desa Mojotrisno Kecamatan Mojoagung, namun pada saat itu jenis produknya terbatas hanya sebagai kebutuhan rumah tangga saja misal : tempat kinangan, belanga, dsb. Kemudian pada Tahun 70 -an masyarakat telah melakukan pengembangan usaha dengan membuat produk-produk yang lebih banyak jenisnya contoh tempat cetakan kue, bel sapi dan patung-patung budha serta jenis patung hewan.
Penggunaan teknologi dalam proses produksi pengecoran kuningan sampai saat ini masih bersifat sederhana, sebab penggunaan mesin maupun peralatan modern tidak ada. proses peleburan bahan baku masih menggunakan kayu bakar, sedanghkan untuk pencetakan menggunakan semen dan lilin. Kemudian untuk pengeringan cukup dipanaskan dengan sinar matahari, namun demikian hal tersebut merupakan suatu ciri khas tersendiri bagi pengrajin.
Perajin menghaluskan patung cor kuningan di Mojotrisno, Mojoagung, Jombang, Jawa Timur, Untuk menghemat bahan baku usaha ini menggunakan bahan bekas seperti bekas peluru, potongan-potongan kuningan dan bekas kran air yang didapat darj pengepul dengan harga Rp. 45.000 hingga Rp. 55.000. ANTARA FOTO/Syaiful Arif/Asf/pd/14.

Perkembangan selanjutnya dimulai Tahun 1986, dimana pengrajin sudah berfikir kearah yang lebih maju dan inovatif, yaitu dengan membuat desain produk-produk baik itu corak maupun teknik pewarnaan yang diminati oleh masyarakat baik dalam maupun luar negeri. Lokasi dari usaha kecil cor kuningan di Desa Mojotrisno Kecamatan Mojoagung Kabupaten Jombang, dilihat dari letaknya adalah sangat strategis karena lokasi usaha berada dijalur transportasi, sehingga mudah dijangkau baik dengan kendaraan umum maupun pribadi. coba simak video youtube yang diunggah oleh yuli setyasukmawati berikut ini
no image
A Blog about Travelling
Sebelum menelusuri tempat-tempat wisata di jombang ada baiknya kita lihat dulu sejenak tentang sejarah Jombang..
Konon disebutkan dalam ceritera rakyat tentang hubungan Bupati Jombang dengan Bupati Sedayu dalam soal ilmu yang berkaitang dengan pembuatan Masjid Agung di Kota Jombang dan berbagai hal lain, semuanya merupakan petunjuk yang mendasari eksistensi awal-awal suatu tata pemerintahan di Kabupaten Jombang.
Jombang termasuk Kabupaten yang masih muda usia, setelah memisahkan diri dari gabungannya dengan Kabupaten Mojokerto yang berada di bawah pemerintahan Bupati Raden Adipati Ario Kromodjojo, yang ditandai dengan tampilnya pejabat yang pertama mulai tahun 1910 sampai dengan tahun 1930 yaitu : Raden Adipati Ario Soerjo Adiningrat.
Menurut sejarah lama, konon dalam cerita rakyat mengatakan bahwa salah satu desa yaitu desa Tunggorono, merupakan gapura keraton Majapahit bagian Barat, sedang letak gapura sebelah selatan di desa Ngrimbi, dimana sampai sekarang masih berdiri candinya. Cerita rakyat ini dikuatkan dengan banyaknya nama-nama desa dengan awalan "Mojo" (Mojoagung, Mojotrisno, Mojolegi, Mojowangi, Mojowarno, Mojojejer, Mojodanu dan masih banyak lagi).
Salah Satu Peninggalan Sejarah di Kabupaten JombangCandi Ngrimbi, Pulosari Bareng Bahkan di dalam lambang daerah Jombang sendiri dilukiskan sebuah gerbang, yang dimaksudkan sebagai gerbang Mojopahit dimana Jombang termasuk wewenangnya Suatu catatan yang pernah diungkapkan dalam majalah Intisari bulan Mei 1975 halaman 72, dituliskan laporan Bupati Mojokerto Raden Adipati Ario Kromodjojo kepada residen Jombang tanggal 25 Januari 1898 tentang keadaan Trowulan (salah satu onderdistrict afdeeling Jombang) pada tahun 1880.
 Fakta yang lebih menguatkan bahwa sistem pemerintahan Kabupaten Jombang telah terkelola dengan baik adalah saat itu telah ditempatkan seorang Asisten Resident dari Pemerintahan Belanda yang kemungkinan wilayah Kabupaten Mojokerto dan Jombang Lebih-lebih bila ditinjau dari berdirinya Gereja Kristen Mojowarno sekitar tahun 1893 yang bersamaan dengan berdirinya Masjid Agung di Kota Jombang, juga tempat peribadatan Tridharma bagi pemeluk Agama Kong hu Chu di kecamatan Gudo sekitar tahun 1700.Sehingga kegiatan pemerintahan di Jombang sebenarnya bukan dimulai sejak berdirinya (tersendiri) Kabupaten jombang kira-kira 1910, melainkan sebelum tahun 1880 dimana Trowulan pada saat itu sudah menjadi onderdistrict afdeeling Jombang, walaupun saat itu masih terjalin menjadi satu Kabupaten dengan Mojokerto.
•     Luas wilayah kabupaten 115.950 Ha : 1.159,5 Km². 
•     Terletak membentang antara 7.20' dan 7.45' .Lintang Selatan 5.20º - 5.30 º Bujur Timur.
 •     Batas-batas wilayah kabupaten/kota :      
- Sebelah Utara : Kabupaten Lamongan      
- Sebelah Selatan : Kabupaten Kediri      
 - Sebelah Timur : Kabupaten Mojokerto       
- Sebelah Barat : Kabupaten Nganjuk 
•     Administrasi Pemerintahan terdiri dari 21 Kecamatan dan 301 desa, 5 kelurahan. 
•     Kecamatan yang terluas adalah kecamatan Kabuh (13.233 Ha) dan yang terkecil Kecamatan Ngusikan (34,980 Ha).
 •     Curah hujan terbesar antara 1750 s/d 2500 mm pertahun.
SUMBER