2014
A Blog about Travelling
Sobat travelling jika anda berkunjung ke Jombang, tidak ada salahnya untuk mengunjungi pernik kerajinan kuningan khas Jombang
Usaha pengecoran kuningan sudah dilakukan secara turun temurun oleh masyarakat di Desa Mojotrisno Kecamatan Mojoagung, namun pada saat itu jenis produknya terbatas hanya sebagai kebutuhan rumah tangga saja misal : tempat kinangan, belanga, dsb. Kemudian pada Tahun 70 -an masyarakat telah melakukan pengembangan usaha dengan membuat produk-produk yang lebih banyak jenisnya contoh tempat cetakan kue, bel sapi dan patung-patung budha serta jenis patung hewan.
Penggunaan teknologi dalam proses produksi pengecoran kuningan sampai saat ini masih bersifat sederhana, sebab penggunaan mesin maupun peralatan modern tidak ada. proses peleburan bahan baku masih menggunakan kayu bakar, sedanghkan untuk pencetakan menggunakan semen dan lilin. Kemudian untuk pengeringan cukup dipanaskan dengan sinar matahari, namun demikian hal tersebut merupakan suatu ciri khas tersendiri bagi pengrajin.
Perajin menghaluskan patung cor kuningan di Mojotrisno, Mojoagung, Jombang, Jawa Timur, Untuk menghemat bahan baku usaha ini menggunakan bahan bekas seperti bekas peluru, potongan-potongan kuningan dan bekas kran air yang didapat darj pengepul dengan harga Rp. 45.000 hingga Rp. 55.000. ANTARA FOTO/Syaiful Arif/Asf/pd/14.

Perkembangan selanjutnya dimulai Tahun 1986, dimana pengrajin sudah berfikir kearah yang lebih maju dan inovatif, yaitu dengan membuat desain produk-produk baik itu corak maupun teknik pewarnaan yang diminati oleh masyarakat baik dalam maupun luar negeri. Lokasi dari usaha kecil cor kuningan di Desa Mojotrisno Kecamatan Mojoagung Kabupaten Jombang, dilihat dari letaknya adalah sangat strategis karena lokasi usaha berada dijalur transportasi, sehingga mudah dijangkau baik dengan kendaraan umum maupun pribadi. coba simak video youtube yang diunggah oleh yuli setyasukmawati berikut ini
no image
A Blog about Travelling
Sebelum menelusuri tempat-tempat wisata di jombang ada baiknya kita lihat dulu sejenak tentang sejarah Jombang..
Konon disebutkan dalam ceritera rakyat tentang hubungan Bupati Jombang dengan Bupati Sedayu dalam soal ilmu yang berkaitang dengan pembuatan Masjid Agung di Kota Jombang dan berbagai hal lain, semuanya merupakan petunjuk yang mendasari eksistensi awal-awal suatu tata pemerintahan di Kabupaten Jombang.
Jombang termasuk Kabupaten yang masih muda usia, setelah memisahkan diri dari gabungannya dengan Kabupaten Mojokerto yang berada di bawah pemerintahan Bupati Raden Adipati Ario Kromodjojo, yang ditandai dengan tampilnya pejabat yang pertama mulai tahun 1910 sampai dengan tahun 1930 yaitu : Raden Adipati Ario Soerjo Adiningrat.
Menurut sejarah lama, konon dalam cerita rakyat mengatakan bahwa salah satu desa yaitu desa Tunggorono, merupakan gapura keraton Majapahit bagian Barat, sedang letak gapura sebelah selatan di desa Ngrimbi, dimana sampai sekarang masih berdiri candinya. Cerita rakyat ini dikuatkan dengan banyaknya nama-nama desa dengan awalan "Mojo" (Mojoagung, Mojotrisno, Mojolegi, Mojowangi, Mojowarno, Mojojejer, Mojodanu dan masih banyak lagi).
Salah Satu Peninggalan Sejarah di Kabupaten JombangCandi Ngrimbi, Pulosari Bareng Bahkan di dalam lambang daerah Jombang sendiri dilukiskan sebuah gerbang, yang dimaksudkan sebagai gerbang Mojopahit dimana Jombang termasuk wewenangnya Suatu catatan yang pernah diungkapkan dalam majalah Intisari bulan Mei 1975 halaman 72, dituliskan laporan Bupati Mojokerto Raden Adipati Ario Kromodjojo kepada residen Jombang tanggal 25 Januari 1898 tentang keadaan Trowulan (salah satu onderdistrict afdeeling Jombang) pada tahun 1880.
 Fakta yang lebih menguatkan bahwa sistem pemerintahan Kabupaten Jombang telah terkelola dengan baik adalah saat itu telah ditempatkan seorang Asisten Resident dari Pemerintahan Belanda yang kemungkinan wilayah Kabupaten Mojokerto dan Jombang Lebih-lebih bila ditinjau dari berdirinya Gereja Kristen Mojowarno sekitar tahun 1893 yang bersamaan dengan berdirinya Masjid Agung di Kota Jombang, juga tempat peribadatan Tridharma bagi pemeluk Agama Kong hu Chu di kecamatan Gudo sekitar tahun 1700.Sehingga kegiatan pemerintahan di Jombang sebenarnya bukan dimulai sejak berdirinya (tersendiri) Kabupaten jombang kira-kira 1910, melainkan sebelum tahun 1880 dimana Trowulan pada saat itu sudah menjadi onderdistrict afdeeling Jombang, walaupun saat itu masih terjalin menjadi satu Kabupaten dengan Mojokerto.
•     Luas wilayah kabupaten 115.950 Ha : 1.159,5 Km². 
•     Terletak membentang antara 7.20' dan 7.45' .Lintang Selatan 5.20º - 5.30 º Bujur Timur.
 •     Batas-batas wilayah kabupaten/kota :      
- Sebelah Utara : Kabupaten Lamongan      
- Sebelah Selatan : Kabupaten Kediri      
 - Sebelah Timur : Kabupaten Mojokerto       
- Sebelah Barat : Kabupaten Nganjuk 
•     Administrasi Pemerintahan terdiri dari 21 Kecamatan dan 301 desa, 5 kelurahan. 
•     Kecamatan yang terluas adalah kecamatan Kabuh (13.233 Ha) dan yang terkecil Kecamatan Ngusikan (34,980 Ha).
 •     Curah hujan terbesar antara 1750 s/d 2500 mm pertahun.
SUMBER
A Blog about Travelling

Petilasan Tribuwana Tunggadewi terletak di desa Klinterejo, Kecamatan Sooko. Beliau adalah penguasa ketiga Majapahit yang memerintah tahun 1328-1351. Dari prasasti Singasari (1351) diketahui gelar abhisekanya ialah Sri Tribhuwanottunggadewi Maharajasa Peristiwa Penting Pada masa pemerintahan Tribuwana Tunggadewi dalam Pararaton adalah Sumpah Palapa yang diucapkan Gajah Mada saat dilantik sebagai rakryan patih Majapahit tahun 1334. Gajah Mada bersumpah tidak akan menikmati makanan enak (rempah-rempah) sebelum berhasil menaklukkan wilayah kepulauan Nusantara di bawah Majapahit.
Tribhuwana Wijayatunggadewi diperkirakan turun takhta tahun 1351 (sesudah mengeluarkan prasasti Singasari). Ia kemudian kembali menjadi Bhre Kahuripan yang tergabung dalam Saptaprabhu, yaitu semacam dewan pertimbangan agung yang beranggotakan keluarga kerajaan. Tidak diketahui dengan pasti kapan tahun kematian Tribhuwana. Pararaton hanya memberitakan Bhre Kahuripan tersebut meninggal dunia setelah pengangkatan Gajah Enggon sebagai patih tahun 1371. Menurut Pararaton, Tribhuwanotunggadewi didharmakan, dalam Candi Pantarapura yang terletak di desa Panggih.
sumber: http://disporabudpar.mojokertokab.go.id
no image
A Blog about Travelling
Keadaan medan Gunung Penanggungan tidak berbeda dengan gunung-gunung lain : datar, landai, miring, berbukit dan berjurang. Di kaki gunung, keadaan medannya landai sampai sejauh 2 km. Naik ke atas kemiringannya berkisar 30 - 40 derajat. Di bagian perut gunung agak curam, berkisar 40 -50 derajat sepanjang 1 km. Sampai di dada gunung, banyak jurang-jurang dengan kemiringan berkisar 50 -60 derajat; tanahnya berbatu sepanjang 2 km dari dada, leher sampai puncak gunung. Medannya amat curam, berbatu, licin dan kemiringannya berkisar 60 -80 derajat sepanjang 1,5 km. sampai di puncak, batu-batu padas nampak di sana-sini. Di puncak terdapat lembah, barangkali semacam kawah yang sudah tidak aktif lagi. Luasnya sekitar 4 ha. Tempat ini biasanya dimanfaatkan untuk base camp. Tempat yang nyaman untuk menikmati keindahan pada malam hari.
Dari kaki sampai lereng bawah Gunung Penanggungan berupa hutan lindung dengan jenis tanaman rimba seperti jempurit, kluwak, ingas, kemiri, dawung, bendo, wilingo dan jabon. Di bawah tegakan pohon-pohon raksasa ini, tumbuh tanaman empon-empon seperti kunir, laos, jahe dan bunga-bunga kecil. Lebatnya pepohonan menyebabkan udara di sini terasa lembab, sinar matahari tidak sepenuhnya menembus tanah. Sampai di lereng atas ditumbuhi cali-andra, yang bercam-pur dengan jenis Resap, Pundung dan Sono.Caliandra merah tampak men-dominasi, tumbuh lebat hampir menu-tup permukaan tanah, walaupun pertumbuhannya kerdil di tengah hamparan rumput gebutan. Demikian juga keadaan di puncak; hanya akar rumput gebutan yang mampu tumbuh menerobos kerasnya batuan padas Gunung Penanggungan.
Pada malam hari, udara di puncak berkisar sekitar 10 - 15 derajat sedangkan pada siang hari berkisar sekitar 15 - 25 derajat. Mengingat suhu seperti ini, maka untuk lebih amannya dari gangguan udara dingin, tiupan angin yang kencang dan hujan, para pendaki disarankan berlindung di dalam Gua Botol yang mampu menampung sekitar 15 orang. Gua ini baru saja diketemukan. Letaknya sekitar 500 m dari puncak Gunung Penanggungan menurun ke arah Barat. Pintu gua ada 2 buah. Satu lubang dari atas dapat tembus sinar matahari. Ruangan gua berbentuk L. Pintu menghadap ke Utara dan Selatan. Rongga gua lebih kurang 2 m.
Penanggungan, Miniatur Mahameru
Untuk mencapai puncak Gunung Penanggungan terdapat 4 (empat) arah pendakian yaitu via Trawas, Jolotundo, Ngoro dan via Pandaan. Bagi pendaki yang memilih start dari Desa Jolotundo dan Ngoro, di sepanjang jalan akan melewati candi-candi peninggalan purbakala. Yang memilih start dari Desa Trawas dan Pandaan hampir tidak menjumpai peninggalan purbakala.
1. Jalur Trawas
Untuk mencapai Trawas, dari Surabaya atau Dari Malang naik bis menuju Pandaan, naik lagi Minibus menuju ke Trawas. Selama perjalanan jalan yang dilalui sudah beraspal. Dari Desa Trawas,Mojokerto,kita menuju ke desa Rondokuning (6 km) dengan kendaraan roda 4 atau roda 2. Dari desa Rondokuning melewati jalan setapak hutan alam menuju \nke puncak Penanggungan dengan memakan waktu sekitar 3 jam. Sepanjang jalan, pendaki akan melihat pemandangan dari celah-celah lebatnya pohon kaliandra, puncak Gunung Bekel yang merupakan anak Gunung Penanggungan terlihat angker. Rumah-rumah penduduk, pabrik-pabrik, sawah-sawah terlihat di bawah.
2.Jalur Jolotundo
Untuk mencapai Jolotundo dari Trawas naik lagi minibus sekitar 9 Km. Desa Jolotundo merupakan salah satu desa yang berada dekat dengan puncak Gunung Penanggungan (6,5 Km). Pendakian lewat Jolotundo membutuhkan total waktu 3 jam. Perjalanan tidak melewati pedesaan, tetapi langsung menyusup ke dalam hutan alam. kemiringan medannya 40 derajat, melewati jalan
Pusat Pendidikan Lingkungan Hidup Seloliman
setapak. Di kanan-kiri terdapat pohon-pohon besar. Hati-hati, di sekitar sini banyak jalan setapak yang menyesatkan.
Pusat Pendidikan Lingkungan Hidup Seloliman
PPLH Seloliman Bila waktu memungkinkan, sempatkanlah mengunjungi PPLH Seloliman - Pusat Pendidikan Lingkungan Hidup Seloliman - yang terletak di Desa Seloliman Trawas. PPLH Seloliman, adalah Lemabaga Swadaya Masyarakat (NGO) yang bergerak pada penyadaraan masyarakat terhadap pentingnya wawasan lingkungan hidup melalui berbagai macam metode pendidikan. PPLH Seloliman juga menyediakan paket program ekowisata, salah satunya adalah pendakian gunung penanggungan, di pusat kampusnya juga terdapat cottage/bungalow yang disediakan untuk pengunjung. Saya sarankan anda membuat rencana kunjungan ke tempat ini sebagai salah satu paket wisata anda.
Setelah perjalanan memakan waktu 1 jam, hutan alam terlewati, berganti memasuki hutan caliandra yang amat lebat dengan jalan menanjak. Berjalan sekitar 30 menit pendaki melewati Batu talang, sebuah batu yang panjangnya 7 km tanpa putus, bersumber dari leher Gunung Penanggungan yang memanjnag seperti talang air menerobos hutan sampai ke Desa Jolotundo dan Desa Balekambang.
Dari Batu talang, terus menyusup hutan caliandra. Sekitar 300 m, sampailah di Candi Putri, sebuah candi peninggalan Airlangga yang berukuran 7x7x4 m dalam keadaan tidak utuh. Candi Putri ini dikelilingi oleh hutan caliandra yang sangat lebat. Dari Candi Putri, sekitar 200 m sampai di Candi Pure, yaitu sebuah candi yang berukuran 7x6x2 m terbuat dari batu andesit.
Dari Candi Pure, sekitar 150 m sampai di Candi Gentong. Disini terdapat meja. Candi gentong dan meja sebenarnya bukan candi, tetapi menurut masyarakat setempat dinamakan candi. Candi Gentong merupakan peninggalan kuno yang terbuat dari batu kali. Posisinya bersebelahan. Gentong terletak di sebelah Utara, meja terletak di sebelah selatan tetapi dalam 1 lokasi. Gentong berdiameter 40 cm bagian mulut dan 90 cm bagian perut, tebal 15 cm. Setengan badannya terpendam di dalam tanah. Sedangkan meja panjang 175 cm, lebar 100 cm dan tinggi 125 cm.
Setelah melewati Candi Gentong, perjalanan dilanjutkan menyusur ke atas. Lebih kurang berjalan 50 m sampai di Candi Shinto. Keadaan candi sangat memprihatinkan, panjang 6 m, lebar 6 m, tinggi 3 m, terletak di hutan wilayah RPH Seloliman. Setelah melewati hutan kurang lebih 300 m akan ditemui candi lagi, yaitu Candi Carik dan sekitar 300m Candi Lurah. Dan sampailah di puncak.
3.Jalur Ngoro
Untuk mencapai Ngoro bisa dari arah Pandaan atau dari Arah Mojokerto. Dari arah Pandaan naik minibus jurusan Ngoro sedangan dari arah Mojokerto naik minibus menju arah Ngoro. Desa Ngoro lebih mudah dicapai lewat Mojokerto karena terletak di tikungan jalan jurusan antara Japanan, Mojosari, Kabupaten Mojokerto; persisnya di kaki Gunung Penanggungan sebelah Utara. Dari desa Ngoro kita menuju ke desa Jedong (6Km) dengan kendaraan angkutan pedesaan lalu perjalanan di teruskan menuju dusun Genting sekitar 3 Km. Dari dusun Genting, pendaki naik ke atas memasuki hutan lindung, melewati jalan setapak menyusur ke atas, kemudian menurun dan melewati Candi wayang dan sekitar 2 km menuju puncak dengan medan yang sangat mi\nring antara 70 - 80 derajat. Jalur lewat desa Ngoro ini lebih sulit dibandingkan dengan jalur desa Jolotundo.
4.Jalur Pandaan
Untuk mencapai Pandaan sangat mudah karena terletak di Jalan yang di lintasi Bis Malang - Surabaya.
Pemanduan dan Perijinan
Untuk melakukan pendakian ke Gunung Penanggungan terlebih dahulu minta ijin di KPH Pasuruan. Untuk mencari pemanduan ke Gunung Penanggungan bisa di cari di PPLH Seloliman dan di sini tersedia penginapan. Sebaiknya sebelum melakukan pendakian perbekalan harus di sediakan secara baik serta Peta dan kompas harus di bawa karena lereng gunung yang curam serta banyaknya jalan bercabang menyebabkan mudahnya kita tersesat
no image
A Blog about Travelling
Sobat Travelling, Kali ini kita akan mengunjungi Masjid Agung Wisnu Manunggal, yang terletak 12 kilometer dari arah Kota Mojokerto atau tepatnya di Dusun Losari, Desa Pekukuhan, Kecamatan Mojosari, Kabupaten Mojokerto.
Sekilas bangunan masjid tampak seperti masjid pada umumnya, namun, ada yang beda. Yakni, di bawah bangunan masjid terdapat lorong-lorong yang berfungsi sebagai tempat ibadah warga sekitar. Bahkan, tidak sedikit tamu dari luar kota yang singgah ke masjid tersebut. Berkontempelasi atas keagungan Sang Khaliq, ternyata tidak hanya dilakukan di masjid. Seperti halnya Ki Imam Malik, pengasuh Ponpes Sambung Sari, Desa Pekukuhan, Mojosari yang memiliki cara berbeda. Yaitu dengan membuat goa.
Lorong-lorong goa sengaja dibuat untuk memperdalam kerohanian dan ketauhidan sebagai media pensucian hati. Sebelum masuk lokasi masjid, terlebih dulu kita harus melewati sebuah gapura lorong sebagai pintu menuju masjid, yang berdiri di sebelah timur bangunan induk. Pintu itu tembus ke bangunan masjid di sebelah utara rumah induk. Di samping timur rumah induk juga terdapat sebuah lorong yang hanya bisa dilewati satu orang, yang langsung menuju ke dalam perut bumi dengan kedalaman 5 meter hingga 7 meter.
“Kami menamakan lorong ini dengan sebutan Goa Muhammad. Lorong yang mengantarkan kita kepada ketauhidan,” ujar Imam Malik. Disebut “Goa Muhammad” karena memiliki kedalaman 7 meter. “Di bawah masjid ini memang sengaja dibangun sebagai media perenungan diri. Di lorong ini pula kami bersama para santri melakukan ritual kerohanian, termasuk ibadah salat lima waktu, berzikir, istighotsah, serta melakukan amalan ketaukhidan yang lain,” jelas Imam, panggilan Ki Imam Malik.
Itulah sebabnya hampir sepanjang dinding goa itu tertulis ratusan kalimah tauhid, seperti halnya lafad barjanji dan dziba’ yang terukir di dinding goa.
Dikatakan Imam, gua atau lorong di bawah masjid dibangun pada tahun 1995 oleh para santri pesantren bersamaan dengan pembangunan masjid, dan selesai pada tahun 1997. Saat masuk, pada lorong-lorong tidak sedikit pun terdapat cor beton yang terbuat dari semen. Bangunan itu hanya mengandalkan tanah pasir.
Lorong-lorong itu sengaja dibuat menuju ruang utama masjid dalam tanah. Dalam masjid tersebut kita akan melewati 7 sumur 2 sendang dan 5 musala. Dari masing-masing tempat tersebut diberi nama yang berbeda-beda. Seperti Pertapaan Pringgodani Lorong Kalimahsodo, Musala Peluru Sumur, serta Sendang.
“Biasanya para santri dan pengunjung mengambil air dari Sendang untuk dibawa pulang. Selain itu, di Sendang ini biasanya para santri melaksanakan meditasi,” papar Imam.
Setelah melalui lorong berkelok, baru kemudian memasuki ruang utama masjid bawah tanah yang terdiri atas tujuh pintu. Tujuh pintu atau lorong ini digunakan sebagai baris salat. Yaitu setiap pintu mampu menampung tujuh orang. Sehingga, sekali melaksanakan salat jamaah, masjid bawah tanah ini hanya mampu menampung 50 orang yang terdiri atas 49 makmum dan 1 sebagai imam.
Bangunan masjid di atas lorong terdiri atas dua lantai yang unik. Untuk membuat tingkat masjid, hanya menggunakan bambu sebagai penopang.
Sedangkan pada tiang ada yang terbuat dari ban bekas yang ditumpuk pada sisi luar masjid ini, dan terdiri atas tiga menara. “Salah satunya dinamakan Menara Bundar. Karena bentuknya yang bulat. Sedangkan untuk tempat wudhu terbuat dari ban yang ditumpuk bertuliskan huruf Arab,” ungkap Imam. Lebih jauh dia mengungkapkan, pada hari-hari tertentu biasanya masjid ini ramai dikunjungi umat muslim, seperti Bulan Suro dan malam Jumat Legi. Para pengunjung tidak hanya dari Mojokerto. Mereka juga datang dari beberapa kota di Jawa Timur seperti Surabaya, Sidoarjo, Jember dan Banyuwangi.
“Padepokan ini awalnya sebagai tombo stres. Namun, karena ketenangannya, maka sering kita gunakan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT,” tuturnya.
Di tiap-tiap bagian pintu gerbang padepokan, termasuk pintu lorong yang menuju masjid bawah tanah, kerap ditemui tulisan bercorak huruf Jawa dan huruf Islam. Menurut Imam, hal itu dimaksudkan untuk menyatukan dua budaya yang berbeda. Yaitu perpaduan antara Islam dengan Budaya Jawa. “Tulisan Arab menggambarkan bahwa agama yang kita yakini adalah agama Islam. Sedangkan tulisan Jawa menggambarkan bahwa sejak lahir kita berpijak di tanah jawa,” ungkapnya. (ris)
A Blog about Travelling
Sebagai wahana wisata air terbesar di Mojokerto, Waterland merupakan kebanggaan warga Mojokerto, Ruang parkir untuk mobil dan motor lumayan sangat luas sehingga membuat para pengunjung merasa nyaman dan aman. Banyak fasilitas wahana permainan air yang akan anda jumpai. Sejak berdiri Oktober 2008 silam, Waterland sangat diminati warga mojokerto dan sekitarnya seperti Krian Sidoarjo, surabaya, gresik, lamongan, jombang, kediri, nganjuk, bahkan jika musim liburan tak jarang pengunjung dari luar pulau Jawa juga pernah ke tempat ini. Suasana yang nyaman dan segarnya air membuat anda akan betah untuk berlama-lama disini, dan rencana akan dibangun KOLAM RENANG DENGAN KAPASITAS 2000 ORANG DI FASILITASI SLIDE TINGGI 11 METER PANJANG 84 METER
Lokasi Waterland berada di pinggir jalan dan mudah diakses dari manapun, tepatnya di Jl.Bypass KM54 Sooko Mojokerto.Fasilitas yang ada di tempat wisata ini yaitu

  • Area Parkir yang luas
  • Restauran
  • Permainan Mandi Bola
  • Motor ATV
  • Bouncy Castle
  • Sepeda POO
  • Flying Fox
  • Waterfall
  • HALL ( Gedung serba guna dengan kapasitas 400 org )
  • Kolam Renang Kecek-kecek     ( dengan kedalaman 50cm )
  • Kolam Renang Racer Slide        ( dengan kedalaman 100cm )
  • Kolam Renang Dewasa              ( dengan kedalama 130cm )
  • Slide ( seluncuran ) dengan ketinggian mulai 1m sampai dengan 10 meter 
  • Bola air
  • Bebek Air
  • Kuda Laut Air
  • Kamar ganti / Shower
  • Mushola
  • dan lain- lain yang akan diperbaharui setiap tahunnya
 untuk paket harga liburan dan lain-lain anda bisa kunjungi http://waterlandmojokerto.blogspot.com
A Blog about Travelling

Pacet Mini Park merupakan wahana tempat bermain mulai dari anak-anak sampai dewasa dapat kita jumpai saat kita berada di wisata ini, Tempat ini berada di jalur utama dari Surabaya-Krian-Mojosari-Pacet lokasi tepat berada di sebelah kanan menuju ke kawasan Pemandian air panas Padusan, jarak tempuh dari surabaya hanya sekitar 2 jam perjalanan. Wisata Pacet Mini Park adalah salah satu tempat wisata di Pacet Mojokerto yang paling banyak di minati, karena menawarkan tempat yang jauh dari keramaian dan hiruk pikuk kota dengan udara yang sejuk, bersih dan tentunya menyenangkan.
Beberapa pelayanan yang ada di Pacet Mini Park atau lebih dikenal dengan sebutan PMP ini antara lain : Restaurant dengan model lesehan, Kegiatan Outbound, Gedung Serba Guna & Penginapan.
Restaurant dengan model lesehan yang terletak di atas kolam ikan sehingga menghadirkan suasana yang berbeda dan lebih santai. Menu andalan  ayam kampung dan ikan gurami yang diolah dengan cita rasa khas Indonesia sehingga terasa pas di lidah.
ada kegiatan outbound pacet mini park yaitu kegiatan di luar ruangan yang menyenangkan sekaligus juga dapat menjadi sarana belajar yang dilengkapi dengan permainan-permainan yang menantang, menarik untuk dicoba akan menjadi pengalaman baru dan tak terlupakan, wahana kegiatan outbound meliputi Play Ground, ATV, Flying Fox, Cross Country, Soft Game/Hard Game, Swimming Pool, Bumper Boat, Bumper Car, Camping Ground.
Pacet Mini Park juga menyediakan gedung tersendiri yang dapat menjadi tempat untuk rapat kerja, pernikahan, gathering maupun aktivitas lain yang membutuhkan ruangan yang nyaman dengan kelengkapan sound system, dekorasi, multimedia.
Jika Anda yang dari luar kota maupun luar pulau ingin berlibur ke tempat wisata pacet mini park Anda tak usah khawatir untuk penginapannya, karena disini ada penginapan berkapasitas sampai dengan 400 orang yang terdiri dari asrama untuk kapasitas lebih banyak dan kamar untuk kapasitas lebih sedikit.
 sumber:http://wisatapacetminipark.blogspot.com
A Blog about Travelling

Pacet merupakan obyek wisata alam yang sangat terkenal di Mojokerto tempat ini merupakan dataran tinggi yang memang udaranya sejuk dan cenderung dingin di malam hari, dari terminal Mojokerto hanya sekitar setengah jam perjalanan, atau sekitar 20 km. Obyek wisata alam di pacet ini sebenarnya banyak sekali, seperti air terjun, pemandian air panas sampai tempat outbond, kawasan ini sangat cocok bagi mereka yang suka berpetualang ataupun bagi mereka yang ingin melepaskan penat atau refreshing sambil berendam di air panas pacet yang memang berkhasiat, karena mengandung belerang yang bisa menyembuhkan beberapa penyakit salah satunya gatal-gatal.

 Di areal sekitar parkir masuknyapun banyak berderet-deret warung makan yang memang disediakan untuk pengunjung, sambil ngobrol dan lesehan menikmati udara sejuk. Oh ya sobat travelling.. ada yang khas dari Pacet ini yaitu badek, semacam minuman dari perasan tape ketan hitam. sembari jalan-jalan, bisa kok berbelanja hasil kebun warga sekitar berupa sayur-mayur dan buah-buahan segar, kalau sekitar tahun 90an, buah yang terkenal di Pacet adalah Jambu Bangkok, tapi sayang..sekarang sudah tidak pernah dijumpai penjual Jambu Bangkok, padahal itu bisa jadi ciri khas lho kalo sepulang dari tempat wisata ini, biasanya ramai pas waktu liburan, banyak wisatawan manca amupun domestik untuk singgah melihat pemandangan alam, bagaimana sobat travelling? tertarik untuk berkunjung?


A Blog about Travelling

Sobat travelling kali ini saya akan coba share tempat yang indah dan tak kalah dengan tempat lain, yaitu jalan raya kemlagi dekat dengan kawasan perhutani di Kecamatan Kemlagi Kabupaten Mojokerto. Jalan ini terasa sangat mulus dengan aspal yang terlihat masih licin dan rapi, tak ada lobang ataupun gundukan yang mengganggu, kalo dipikir-pikir kok seperti jalan diluar negri ya..?? bagus dan mulus.. di kanan dan kiri jalan terlihat pepohonan hutan milik perhutani dan di tunjang dengan hawa yang lumayan sejuk. Tanpa sadar saya tiba-tiba berhenti untuk sekedar berfoto-foto mengambil gambar, memang sangat bagus. Coba kalau di daerah ini dibuat semacam tempat peristirahatan saya yakin banyak yang berminat, ya.. semacam Rest Cafe.. tapi sayang memang belum ada. Sekitar jalan ini kayaknya juga cocok bagi mereka yang ingin foto pre-wedding, benar-benar bagus dan alami, saya yakin banyak yang akan mengira berfoto seperti di luar negeri, apabila sobat travelling ingin mencoba membuktikannya, silahkan lewat jalan raya hutan Kemlagi arah menuju Lamongan atau ke tempat wisata WBL
A Blog about Travelling
(foto ilustrasi)

Tradisi liwetan bagi orang hamil saat gerhana bulan masih tetap dipercaya sebagian masyarakat. Seperti dilakukan warga Desa Sedati Kecamatan Ngoro Kabupaten Mojokerto yang menggelar acara liwetan bagi wanita hamil saat gerhana bulan. Biasanya ketika sudah mendengar kabar akan terjadi gerhana bulan total segala sesuatu yang menyangkut kelengkapan disiapkannya.
Hingga akhirnya, waktu itu tiba satu keluarga yang ada orang hamil tersebut saling bahu membahu mengeluarkan kelengkapan ritualnya ke halaman rumah. Selain perlengkapan ngliwet (menanak nasi, red), dan juga lauk kelengkapannya seperti ikan telur rebus, sambal terasi dll. Bersamaan itu pula, mereka mengundang tetangga sekitar untuk datang ke acara liwetan-nya tersebut.
Tak seperti liwetan kebanyakan orang melekan, uniknya di halaman rumah tersebut terlihat disiapkan tempat tidur berukuran kecil. Saat bulan yang sedikit demi sedikit mulai redup, dimulailah acara puncak dimana seorang tokoh masyarakat yang didapuk memimpin acara pun terlihat mulai mempersiapkan diri.
Kompor dari tanah mulai dihidupkan. Di atasnya sebuah panci siap menyambut jilatan api kompor. Liwetan mulai berlangsung. Para undangan, terlihat duduk rapi mengitari hidangan makanan yang sebagian telah siap.
Sambil menunggu waktu menyantap hidangan, satu per satu prosesi ritual atau tradisi dimulai. Diawali dengan liwetan sebagai acara pembuka, dilanjutkan dengan warga yang tengah hamil tujuh bulan dihadirkan di tengah undangan. Lalu menjalani prosesi pertama yaitu seorang pemandu akan mangarahkan perempuan yang hamil diminta menggigit kereweng (pecahan genting).  Sambil mulutnya menggigit kereweng, tangannya terus mengelus-elus perutnya yang sudah membesar dengan senantiasa berdoa.Lalu kemudian perempuan yang hamil tersebut diharuskan melewati kolong tempat tidur yang sudah dipersiapkan atau biasa di sebut mbrobos. Setelah seluruh prosesi berjalan lancar. tahap terakhir, berdoa bersama sebelum menyantap seluruh makanan yang disiapkan. Tapi biasanya juga, puluhan anak-anak dan warga  mencari pohon. Di tengah gerhana bulan berlangsung, mereka nampak berlomba bergelantungan di pohon itu. dan memukul batang pohon seperti membangunkan pohon tersebut. Bersamaan gerhana bulan selesai, selesai sudah seluruh prosesi tersebut.unik bukan?
A Blog about Travelling

Kalo anda berkunjung ke bekas-bekas peninggalan Mojopahit pasti tidak asing lagi dengan yang namanya candi. Salah satunya adalah Candi Brahu. Berada di Dukuh Jambu Mente, Desa Bejijong, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, atau sekitar dua kilometer ke arah utara dari jalan raya Mojokerto—Jombang. Candi ini didirikan pada abad ke-15 Masehi meskipun masih terdapat perbedaan pendapat mengenai hal ini. Ada yang mengatakan bahwa candi ini berusia jauh lebih tua daripada candi-candi lain di sekitar Trowulan. Sejak di pugar, Candi ini terlihat bagus dan asri. Bagi anda pecinta travelling yang ingin berkunjung ke candi Brahu silahkan saja karena pengalaman-pengalaman menarik akan anda temui di sini.